Minggu, 01 November 2009

Menelanjangi Gerakan Globalisasi

Petras, James, dan Henry Veltmeyer, GLOBALIZATION UNMASKED: IMPERIALISM IN THE 21'st CENTURY, Fernwood Publishing - Zed Books, 2001
Oleh: Mubyarto

DARI judulnya saja setiap pembaca sudah dapat menduga bahwa isinya hendak “menelanjangi” gerakan globalisasi yang diluncurkan dari negara-negara industri maju laksana kekuatan imperialisme baru pada awal abad 21 ini. Artinya, sebagaimana judul bab I. “Globalization” or “Imperialism”?. Globalisasi dapat dipastikan akan menguntungkan imperialis (penjajah) dan merugikan si terjajah, negara-negara berkembang. Kelompok elit di negara-negara berkembang menyambut baik karena mereka mengira dan mengharapkan diuntungkan oleh globalisasi itu. Buku ini terbagi dalam 11 bab sebagai berikut:

"Globalization" or "Imperialism"
Globalization: A Critical Analysis
Globalization as Ideology
Capitalism at the Beginning of a New Millennium: Latin America and Euro-American Imperialism
Labyrinth of Privatization
Democracy and Capitalism: An Uneasy Relationship
Cooperation for Development
NGOs in the Service of Imperialism
The U.S. Empire and Narco-Capitalism
The Practice of U.S. Hegemony: Right-Wing Strategy in Latin America
Socialism in an Age of Imperialism


Dari bab XI dapat disimpulkan bahwa sangat keliru menyatakan dewasa ini Sosialisme telah mati dan seluruh dunia sudah menerima dan menerapkan sistem kapitalisme.

Sweeping generalizations about the universal triumph of capitalism/imperialism in the wake of the demise of the USSR, as trumpeted by its defenders and echoed by demoralized sectors of the Left intelligentsia, have no empirical basis. (h. 161)

Adalah tidak benar menyatakan bahwa globalisasi tak terhindarkan:

By understanding its historical and structural limitations and underlying class ideology, it is possible to escape the tyranny of “globalism”.(h. 175)

The dynamics of globalization in Asia, the ex-USSR, Africa and Latin America are creating tremendous hardships but also provide an historic opportunity to transcend capitalism. It would be a failure of nerve of historic proportions to settle fo anything less than a new socialist society, the new nation as an integral whole, a new culture of participants and not spectators, and a new internationalism of equals. (h. 175)

(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar