Minggu, 01 November 2009

Peta Jalan Ekonomi Menuju Hongkong

LAMY JABARKAN PETA - JALAN MENUJU HONG KONG

Ketika menjabarkan berbagai langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan Putaran Doha pada akhir 2006 mendatang, Direktur Jendral (Dirjen) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO – World Trade Organisation), Pascal Lamy, memperingatkan negara-negara anggota bahwa meskipun akan dicapai kesepakatan di Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Desember nanti, masih banyak hal yang harus dikerjakan.

Berbicara di depan Komite Perundingan Perdagangan (TNC - Trade Negotiation Committee), yang dipimpinnya sendiri, Lamy mendukung proposal AS mengenai subsidi pangan domestik, yang menurutnya merupakan satu usaha untuk ‘menyalakan kembali mesin pesawat perundingan’. Akan tetapi, meskipun dia menerima semua proposal-proposal baru mengenai akses pasar, Lamy memperingatkan negara-negara anggota bahwa pandangan mereka masih saling menjauhi, dan sulit untuk mencapai kompromasi.

‘Peta-Jalan Menuju Hong Kong’ menurut Pascal Lamy mengharuskan negara-negara anggota mencapai ‘perkiraan awal’ pada pertemuan tingkat menteri pertengahan Oktober ini. Peta-Jalan Lamy juga menentukan pertengahan November sebagai target untuk menghasilkan satu versi ‘rancangan naskah yang menyeluruh’ dari apa yang akan diadopsi di Hong Kong nanti.

Masih banyak yang harus dilakukan setelah Hong Kong
Lamy telah mengatakan di lain kesempatan bahwa pertemuan puncak Hong Kong harus dapat membawa negara-negara anggota menyelesaikan dua per tiga dari Putaran Doha ini. Akan tetapi, dia mengatakan kepada TNC bahwa meskipun formula umum akan disepakati pada bulan Desember nanti, masih banyak pekerjaan teknis yang masih harus dilakukan untuk menterjemahkan janji-janji negara-negara anggota ke dalam satu komitmen yang khusus dan mengikat.

Dia menggambarkan bagaiman pekerjaan ini dapat mengungkap proses alot dalam perundingan sektor pertanian. Negara-negara anggota akan membutuhkan waktu setidaknya sebulan untuk dapat menyepakati format umum untuk mendaftarkan komitmen mereka. Selanjutnya, mereka akan membutuhkan waktu sebanyak tiga bulan untuk menghasilkan naskah rancangan jadwal komitmen. Selain itu, waktu sebanyak dua hingga tiga bulan dibutuhkan untuk masa pembuktian jadwal, dan tiga bulan lainnya untuk menghasilkan naskah akhir.

Proses yang sama juga akan terjadi dalam pembicaraan akses pasar produk-produk non-pertanian (NAMA – Non-Agricultural Market Access). Lamy bahkan menyebutkan proses NAMA akan memakan waktu lebih dari sepuluh bulan. Negara-negara anggota juga tentunya harus melakukan hal serupa dalam bidang peraturan dan sektor jasa.

Keterdesakan untuk menyelesaikan semua pekerjaan teknis pada akhir musim semi 2006 harus dilakukan karena kita harus memberikan waktu agar paket Putaran Doha dapat disetujui oleh Kongress AS sebelum tanggal 1 Juli 2007. Setelah saat itu, administrasi Bush tak akan lagi mampu memasukkan tawaran-tawaran Putaran Doha baru ke Kongress dalam sistem pemungutan suara ‘ya-tidak’.

Negara-negara anggota tunjukkan perbedaan dalam pertanian dan NAMA
Ketua perundingan sektor pertanian, Duta Besar Crawford Falconer dari Selandia Baru, mengungkapkan keinginannya bahwa pertemuan-pertemuan berikut mengenai perdagangan sektor pertanian akan menuju kemajuan menuju adanya akses pasar. AS memimpin diskusi dalam pertemuan TNC dan menekankan bahwa proposalnya mengenai dukungan domestik tergantung penurunan tarif pangan di negara-negara maju dan berkembang lainnya. Proposal ini juga tergantung pada adanya liberalisasi perdagangan yang bermutu di sektor jasa dan barang-barang industri. Hal ini bertentangan dengan pandangan G20 yang menyatakan bahwa mereka tak akan mampu memotong tarif 36 persen lebih banyak dari apa yang telah ditentukan bagi negara-negara berkembang dalam proposal mereka.

Ketua NAMA, Duta Besar Stefan Johannesson dari Eslandia, memperingati negara-negara anggota bahwa mereka salah besar apabila mengira adanya kemajuan di perundingan sektor pertanian akan berhasil sama di NAMA. India, Brasil, dan Argentina menentang penilaian Lamy bahwa pembicaraan NAMA mencapai konsensus terhadap penggunaan pendekatan formula Swiss. Menurut mereka, apabila memang sudah ada konsensus, ketiga negara tersebut tidak menjadi bagian dari konsensus tersebut. (AC)

Sumber:
Bridges Weekly Trade News Digest, Vol. 9, No. 35, 19 Oktober 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar