Minggu, 01 November 2009

Politik di Pedesaan Asia Semakin Kuat

Politik di Pedesaan Asia Semakin Kuat

Singapura, Selasa - Sadar akan potensi kekuatan massal pedesaan, sejumlah pemerintahan di negara-negara Asia kini kembali memfokuskan diri pada kebijakan pertanian. Kebijakan ekonomi di Asia selama ini telah mengabaikan sektor pertanian yang justru menjadi sandaran hidup mayoritas warga di Asia. Asia selama ini lebih memberikan perhatian pada industri berteknologi tinggi dan sektor jasa yang bukan kompetensinya.

Orientasi pembangunan di Asia sekarang tidaklah bermaksud untuk mengalihkan diri pada pengembangan ekspor yang didorong sektor manufaktur, seperti tekstil, sepatu, elektronik, dan produk-produk manufaktur lainnya. Namun, kenaikan harga-harga komoditas, kekhawatiran akan kemajuan di China, kesenjangan yang semakin melebar antara perkotaan dan pedesaan (dalam hal pendapatan), dan meningkatnya kekuatan politik pedesaan telah membuka mata para pembuat kebijakan di Asia.

Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra berhasil naik ke tampuk kekuasaan karena dukungan warga pedesaan. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi berjanji kepada warga pedesaan akan membantu diversifikasi pertanian dibantu perbaikan teknologi pertanian.

Koalisi pemerintahan India yang dikomandoi Partai Kongres menjungkalkan pesaing politiknya, Partai Bharatiya Janata (BJP), juga dengan dukungan politik dari jutaan warga pedesaan India. Warga pedesaan yang merasa diabaikan selama ini oleh pemerintahan BJP telah berpaling pada koalisi Partai Kongres. Hal itu sekaligus memberikan peringatan kepada politisi perkotaan untuk tidak mengabaikan potensi pedesaan, dan sebaiknya memberikan perhatian besar kepada aspirasi warga pedesaan.

"Jelas, setiap orang sadar bahwa mereka perlu meraih dukungan dari warga pedesaan untuk memperkuat posisi politik dan memelihara kekuatan politiknya dalam waktu yang lama," demikian diutarakan Daniel Lian, ekonom dari Morgan Stanley untuk Asia, di Singapura, Selasa (6/7).

"Bahkan China pun kini mulai berbicara soal kekuatan politik pedesaan karena mereka tahu telah menyepelekan sektor pedesaan dalam waktu yang terlalu lama," kata Lian lagi.

Lian adalah ekonom yang sejak lama menyuarakan agar Asia melakukan pembangunan yang berimbang, dalam arti tidak mengabaikan sektor pertanian yang menjadi salah satu kekuatan Asia.

Dia mengatakan, Asia kurang memiliki kekuatan dalam harga produk-produk manufaktur massal yang selama ini menjadi andalan ekspor Asia. Karena itu, Lian mengatakan, pengembangan sektor pertanian adalah tema lain yang perlu didalami untuk mendorong permintaan domestik.

Tantangan besar
Tantangan dalam pembangunan sektor pertanian sangat memprihatinkan di Indonesia dan Filipina. Di dua negara ini, masing-masing 58 persen dan dan 42 persen dari total jumlah penduduk justru tinggal dan hidup di pedesaan.

Karena warga pedesaan merupakan pembayar pajak terkecil, selama ini para pembuat kebijakan Asia memandang pedesaan sebagai beban. Karena itu, pembuat kebijakan mendorong warga pedesaan agar beralih ke sektor industri dan hijrah ke perkotaan.

Lian mengatakan, Indonesia dan Filipina tidak bisa berharap akan kemasukan investasi asing dalam waktu dekat. "Ekspor berbasis produk manufaktur dan massal-namun bernilai tambah rendah-tidak akan mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan juga tidak akan mampu memberikan kemakmuran. Hal itu juga tidak akan mampu mengatasi besarnya utang luar negeri dan kemiskinan," kata Lian.

Ric Shand, seorang ahli pertanian dari Australian National University (Canberra), juga khawatir betapa Jakarta telah mengabaikan sektor pertanian. "Mereka telah menjalankan perekonomian yang telah merampas kekayaan pulau-pulau di luar Pulau Jawa untuk program pembangunan yang berbasis di Jawa," katanya.

Shand memberi contoh Malaysia sebagai kekuatan ekonomi baru yang sukses karena bisa mengembangkan sektor industri yang didukung pengembangan di sektor pertanian. Sektor itu dibangun lewat lembaga riset dan pengembangan pada sektor pertanian.

Industrialisasi telah lama dijadikan sebagai jalan memberantas kemiskinan di Asia sebagaimana terjadi di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Namun, hal itu tidak selamanya bisa mencapai sukses di luar tiga negara tersebut.

Karena itu, Jim Walker, ekonom senior dari CLSA, mengatakan, penekanan Badawi atas pertanian dan upaya Thaksin membangkitkan pertanian harus disambut sebagai langkah maju, bukan kemunduran.

Ia mengatakan potensi perekonomian Asia justru lebih banyak didatangkan dari pengembangan sektor pertanian ketimbang sektor manufaktur dan perusahaan multinasional yang cenderung hanya mencari upah buruh murah.

Shand menambahkan, kini penting bagi pembuat kebijakan untuk mengadakan atau membangun jalan-jalan baru demi sektor pertanian, memperbaiki sistem irigasi yang selama ini justru diabaikan. Perbaikan sektor pertanian, termasuk dengan diversifikasi tanaman dan teknik pengolahan, justru penting untuk mengatasi kemiskinan yang melanda Asia dalam jangka panjang. Ekonomi China juga bangkit karena dimulai dengan pengembangan pertanian dekade 1980-an. (REUTERS/MON)

1 komentar:

  1. Halo, nama saya SALSABILLA ZULFKAR
    , memangsa hukuman di tangan kreditor palsu. Saya kehilangan sekitar Rp. 300.000.000 karena saya membutuhkan modal besar Rp. 300.000.000.000. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. Perdagangan saya hancur, dan dalam proses itu saya kehilangan anak dan ibu saya. Saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini. Minggu lalu saya bertemu dengan seorang teman lama yang mengundang saya ke seorang ibu yang baik, Ms. KARINA ROLAND LOAN COMPANY, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp500.000.000.000

    Ibu yang baik, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menerima ucapan terima kasih saya, dan semoga Tuhan terus memberkati ibu yang baik KARINA ROLAND dan teman saya. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan saran kepada orang Indonesia lainnya, ada banyak penipu di sana, jadi jika Anda memerlukan pinjaman dan keamanan dan siapa pun yang membutuhkan pinjaman harus cepat, hubungi KARINA ROLAND melalui email karinarolandloancompany@gmail.com
    Anda masih dapat menghubungi ibu whatsApp nomor +1 (312) 8721- 592
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (salsabillazulfikar4@gmail.com). untuk informasi lebih lanjut.

    BalasHapus