Minggu, 01 November 2009

Bank Dunia Berbicara Keuntungan Perdagangan Bebas

BANK DUNIA: KEUNTUNGAN PERDAGANGAN BEBAS LEBIH KECIL DIBANDING PERKIRAAN AWALNYA

Bank Dunia telah mengurangi perkiraannya terhadap keuntungan keseluruhan terhadap ekonomi global sebagai hasil dari penghapusan tarif dan subsidi. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat Bank Dunia pada tanggal 17 Oktober 2005 lalu.

Perkiraan yang dikeluarkan Bank Dunia bulan September lalu menunjukkan adanya peningkatan keuntungan sebesar 290 milyar dollar dari munculnya perdagangan bebas, dibandingkan dengan laporan tahun 2003 yang hanya menunjukkan peningkatan sebesar 500 milyar dollar. Keuntungan yang dicapai, meskipun masih terbilang banyak, memberikan gambaran baru terhadap pembicaraan perdagangan global yang terjadi di Organisasi Perdagangan Bebas (WTO – World Trade Organisation). Menurut seorang ekonom Bank Dunia, Richard Newfarmer, “apabila kita mengasumsikan liberalisasi penuh, yang berarti penghapusan semua tarif dan subsidi, total peningkatan keuntungan akan mencapai 290 milyar dollar”.

Akan tetapi, Newfarmer juga menunjukkan bahwa bahkan Putaran Dohapun tak akan menjamin adanya liberalisasi perdagangan secara penuh. ‘Ketika anda melihat apa yang diberikan Doha kepada kita, tentunya jumlahnya lebih kecil’ daripada 290 milyar dollar. Perkiraan baru Bank Dunia mengatakan bahwa negara-negara berkembang akan mendapatkan antara 20 hingga 48 milyar dollar dari peningkatan keuntungan tersebut, tergantung dari rencana yang akan diadopsi oleh negara-negara anggota WTO. Newfarmer mengatakan bahwa revisi tersebut muncul sebagai akibat adanya perhitungan baru dan adanya beberapa perubahan mendasar dalam tarif global, termasuk dihapuskannya kuota tekstil awal tahun 2005 ini.

Dalam berita yang berhubungan lainnya, harian The Financial Times melaporkan bahwa para menteri Uni Eropa (UE) bertemu pada tanggal 19 Oktober di Luxembourg untuk mendiskusikan posisi mereka dalam perbincangan perdagangan dunia. Dalam pertemuan tersebut juga muncul adanya keretakan antara negara-negara anggota dan Komisi Eropa. Dipimpin oleh Perancis, sekelompok negara-negara anggota memperingati Peter Mandelson, Ketua Komisi Perdagangan UE, bahwa ia telah melawan mandat yang telah diberikan kepadanya. Christine Lagarde, Menteri Perdagangan Perancis, mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan kesempatan untuk memperkeras dan memperkuat dasar dukungan bagi Mandelson. Beberapa pengamat memperkirakan bahwa meskipun Paris mungkin percaya bahwa beban untuk mendorong putaran Doha tergantung sepenuhnya dari Washington, para pembuat kebijakan di Perancis terkejut dengan keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memotong subsidi pangan yang mereka anggap sangat ambisius. Beberapa negara anggota juga mengatakan bahwa Mandelson telah memberikan terlalu banyak dalam proses perundingan sektor pertanian WTO.

Sementara itu, The Associated Press menulis bahwa perwakilan dari para petani Eropa akan mendorong para pejabat UE untuk tetap mempertahankan subsidi sektor pertanian, serta tetap mengatur penyediaan produk-produk pertanian untuk menjamin kestabilan harga.

Kantor berita Reuter juga mencatat bahwa negara-negara Afrika bersatu dalam menekan adanya kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO bulan Desember mendatang. Akan tetapi, negara-negara Afrika juga khawatir bahwa produk-produk murah dari China dapat menjerat negara-negara tersebut. Negara-negara Afrika mengatakan bahwa mereka ingin satu kesepakatan dicapai pada pertemuan di Hong Kong untuk menginspirasikan percepatan pertumbuhan. (AC)

Sumber:
Noticias.Info, 19 Oktober 2005, pada:
http://www.noticias.info/asp/aspComunicados.asp?nid=109737&src=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar